Hana Ayuningtyas

Le Bonheur est Simple
2013-11-06 15:04:21 (UTC)

Pelangi di Malam Hari

Dulu aku pernah bermimpi dan membayangkan, aku dan sahabat-sahabatkulah yang akan menjadi nomor satu dalam pelajaran. Karena sebenarnya kita bisa, pasti bisa. Kita dengan 5 kepala, apa sih yang gak bisa. Pasti bisa, apalagi basicnya kita semua cerdas. Hanya sedikit malas. Nah itu dia justru, kalo bareng pasti semangat. Hem... apalagi sama sahabat, pasti diselingi cerita-cerita seru dan menarik. Pasti nambah impian juga.
Bangga banget ya gue ceritanya, seneng banget gue sadar dulu gue pernah punya mimpi seindah itu.
Tujuan kita sama, sama-sama pengen sukses. Itu pasti!
Tapi s e k a r a n g, ya bener sih mimpi tetaplah mimpi.

Berandai-andai:
Seandainya, seorang sahabat mau mendengarkan sahabatnya. Paling tidak itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Karena sebagai seorang sahabat, gue jauh lebih terluka saat ngeliat sahabatnya disakiti.
Seandainya, sahabat-sahabatku tidak pernah membiarkan aku merasa tersingkir, merasa sendiri, merasa tidak berarti.
Seandainya hari itu, upayaku untuk menunjukkan betapa berharganya mereka tidak digagalkan dengan ketidakpastian.
Seandainya hari itu keinginanku berkumpul bersama terwujud.
Seandainya aku tidak egois.
Seandainya mereka mengerti isi hatiku.
Seandainya aku berarti bagi mereka, seperti mereka menyayangi lebih salah satu dari antara kita.
Seandainya aku tahu lebih dulu, bahwa aku akan tersingkirkan karena banyak perbedaan.

Kalau mereka tahu, sekarang aku merasa sendiri saat berada di antara mereka. Kenapa mereka membiarkan itu terjadi padaku. Mereka membiarkan aku diam, diam, berpikir, kemudian melangkah, berpikir, melangkah sedikit lebih jauh, berpikir, melangkah lebih jauh, berpikir, dan ... PERGI!
Kenapa tak pernah memelukku atau hanya sekedar memegang tanganku, untuk tahu secepat apa dantungku berdetak, sekuat apa aku menahan air mata. Kenapa? Kenapa? Kenapa kalian membiarkan aku menjauh dan membiarkanku sendiri, dan saat ada orang yang menampungku seperti sampah kalian menyalahkanku. Aku hanya sampah untuk orang-orang baru itu, mereka sayang padaku tapi merekapun memiliki kehidupan mereka sendiri. Karena aku tidak bisa berdiri sendiri, tidak akan pernah bisa! Aku bukanlah penyendiri, aku mencintai petualangan dan orang baru itu tidak. Tapi sekarang aku dibuat berarti bagi mereka dan . . . kalian terlambat menyembuhkan luka yang sudah membusuk. Seharusnya diamputasi, tapi aku tidak mauuu aku tetap ingin kalian. Tapi aku terlalu banyak berharap dan itu yang membuatku lelah. Seperti menanti pelangi di malam hari.




Ad: